Kisah Sangkuriang

Kisah sangkuriang, adalah legenda yang sudah cukup kuat di bandung. Terutama yang berhubungan dengan gunung tangkuban perahu (+/- 5 Km dari dago bandung)
Legenda dari Sangkuriang

Legenda dari Bandung mulai di sini...


(- Menurut kisah tentang Sundanese Folk)

Dari derita(nafsu, keinginan, kasih, dan marahnya dari Sangkuriang, Eruption Mountain Tangkuban Parahu, hingga sekarang menjadi suatu kota...

Di sini adalah cerita pendek...

Ada suatu kerajaan di Priangan Land. Tinggal(hidup suatu keluarga bahagia, seorang ayah dalam rupa anjing (nama nya adalah Tumang), seorang ibu (nama nya adalah Dayang Sumbi), dan seorang anak sebut(panggil Sangkuriang. Tumang adalah setengah dewa menguasai kekuatan gaib/ daya sihir.

Suatu hari, Dayang Sumbi minta(tanya pemburuan pergi putra nya di dalam rimba raya yang paling dekat dan dia ingin beberapa hati rusa atau daging rusa/menjangan. Maka Sangkuriang pergi berburu dengan anjing menyenangkan nya, Tumang, untuk menyenangkan ibu nya. Setelah pemburuan sepanjang hari dengan yang dengan tangan kosong, Sangkuriang mulai putus-asa; mati-matian dan dirasa cemas. Berpikir segera, Sangkuriang mengambil?membutuhkan anjing panah dan bidikan nya nya. Lalu ia mengambil?membutuhkan hati anjing atau daging dan membawa rumah.

Ia memberi hati anjing atau daging kepada ibu nya. Segera Dayang Sumbi bagus ke luar bahwa Sangkuriang berbohong kepada nya. Dia mengetahui Sangkuriang telah membunuh Tumang. Maka, Dia marah dan kerugian Sangkuriang kepala. Sangkuriang mendapat melukai dan meninggalkan parut. Sangkuriang membuang dari rumah mereka.

Bertahun-tahun pergi menang tanpa tanding, Sangkuriang mempunyai bepergian banyak menempatkan dan di suatu hari, ia tiba di suatu [desa/kampung] yang digunakan untuk rumah nya. Ia jumpa seorang yang wanita yang indah/cantik sebenarnya ibu dan bentangan penyerap nya cinta akan nya.

Kasih mereka tumbuh secara alami?tentu saja dan suatu hari, ketika mereka sedang mendiskusikan rencana-rencana mereka yang pernikahan, Dayang Sumbi tiba-tiba menyadari bahwa profil dari kepala Sangkuriang bertemu bahwa dari putra nya satu-satunya yang telah meninggalkan dua puluh tahun sebelumnya. Bagaimana bisa dia menikah putra nya sendiri? Tetapi dia tidak ingin dia dissapointed dengan membatalkan pesta pernikahan. Maka, meski dia menyetujui untuk menikah Sangkuriang, dia akan melakukannya hanya di kondisi bahwa ia menyediakan nya dengan suatu danau dan suatu perahu dengan mana?yang dapat mereka bisa berlayar di dinihari dari hari mereka yang pernikahan.

Sangkuriang menerima kondisi ini dan suatu danau dibangun dengan membendung sungai Citarum. Dengan suatu dinihari hanya saat pergi dan perahu hampir melengkapi, Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang akan memenuhi kondisi yang dia telah ditetapkan. Dengan suatu [gelombang/lambaian] dari selendang nya hal-hal yang gaib, dia menyala kaki langit yang dari timur dengan kilatan cahaya. Yang ditipu oleh dinihari yang palsu, [ayam jantan/ picu] berkokok dan bunga mawar petani-petani untuk hari yang baru.

Dengan pekerjaan nya belum melengkapi, SangkuriaNg menyadari usaha nya itu lenyap. Dengan semua kemarahan nya, ia menendang perahu bahwa dia sendiri telah dibangun. Perahu runtuh dan, dengan melakukan hal yang demikian menjadi gunung TANGKUBAN PARAHU (di Sundanese, TANGKUBAN berarti kacau-balau; terbalik; sungsang atau menengadah, dan PARAHU berarti perahu). Dengan tanggul mengoyak hancur berkeping-keping, air mengalirkan dari danau menjadi suatu dataran yang lebar/luas dan sekarang ini menjadi suatu BANDUNG kota yang disebut (dari kata BENDUNG, [alat; makna] yang Dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar